Dampak Sentralisasi Kurikulum
Dampak Sentralisasi Kurikulum
Oleh : Noprastiyaning Ismu S
Kata guru tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Kita sering kali
mendengar istilah guru tapi terkadang tidak mengetahui makna serta peran guru
yang sebenarnya. Guru memberikan pengetahuan yang ia ketahui kepada para
muridnya. Hal ini sesuai dengan amanat pada Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan differensiasi tugas dari suatu
masyarakat modern ialah professional dalam bidangnya tanpa melupakan tugas tugas
kemanusiaan dan kemasyarakatan lainnya. Penyelenggaraan pendidikan selama ini
cenderung sentralistik, belum mempertimbangkan diversivikasi kebutuhan yang
berbeda dari masing masing daerah terhadap pendidikan. Akibatnya pula
berpengaruh pada kebijakan kebijakan pembangunan pendidikan.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendididkan formal yang melaksanakan pendidikan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, memberikan bimbingan, dan penyuluhan bagi
siswa serta tanggung jawab kepada kantor wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaaan di Propinsi. Kurikulum disusun oleh pemerintah dengan tujuan utama
agar setiap warga Negara dimanapun ia sekolah, mempunyai kesempatan memperoleh
pengalaman belajar yang sejenis.
Dalam pelaksanananya ada dua macam kurikulum yaitu kurikulum
nasional dan ada pula kurikulum daerah. Kurikulum nasional ini merupakan
kurikulum yang ditetapkan oleh pusat atau pemerintah. Sedangkan kurikulum
daerah adalah kurikulum yang ditentukan oleh kebijaksanaan wilayah atau daerah dengan
bantuan oknum yang bertanggung jawab. Kebutuhan akademik serta cita cita anak
daerah tentu lain dengan anak kota. Untuk menampung pernyataan tersebut bahwa
kebijakan kurikulum yang terpusat kurang bisa menjawab hal hal tersebut.
Keseragaman kurikulum semua bidang studi cenderung akan bersifat kaku juga
kurang mendidik, melemahkan daya kreatifitas serta inisiatif guru dan siswa,
dan kurang memanusiakan siswa sesuai dengan lingkungan sesuai dengan budayanya.
Keseragaman bidang studi ini menjadikan akademik dari siswa cederung
hanya mengikuti apa saja yang diinginkan guru dan siswa. Kebutuha siswa bebeda ditiap daerah,
tergantung sarana dan prasarana yang ada dalam daerah tersebut. Jika siswa
dalam daerah satu dengan yang lain disamakan tidak akan menciptakan keluwesan
siswa, hanya akan menambahkan kekakuan kurikulum dan tidak mengembangkan apa yang ada dalam
daerahnya masing masing. Guru maupun siswa menjadi lebih tersentral pada
kurikulum pemerintah yang terkadang belum tentu bisa tercapai dengan keadaan
daerahnya. Bahkan nantinya siswa akan manja hanya bergantung pada yang sudah
ditentukannya itu. Akibatnya pendidikan yang seharusnya mendidik para siswa
menjadi kurang mendidik karena kerigidan kurikulum. Tujuan dari pendidikan
menjadi kurang tepat untuk para siswa.
Daya kreatifitas sangat diperlukan untuk seorang guru dalam melakukan
pembelajaran pada anak didiknya. Guru yang kreatif adalah guru yang dapat
melihat kondisi siswanya. Model pembelajaran yang dilkukan seorang guru berbeda
beda sesuai kreatifitas guru. Kurikulum yang terpusat dapat melemahkan daya
kreatifitas guru dan siswanya. Guru akan terfokus pada model pembelajaran yang
dibuat oleh pusat saja tanpa memperhatikan sekitarnya. Guru hanya akan melihat
tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pusat, karena sedikitnya kurikulum
daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat. Akibatnya kurikulum dengan media
serta sarana dari pusat akan mematikan kreatifitas guru terhadap daerah
sekitarnya. Sedangkan dari siswa sendiri juga berpengaruh, kreatifitas pada anak
didiknya akan berkurang. Mereka tidak akan melihat sekitarnya hanya terfokus
pada kuruikulum pusat yang umumnya hanya tepat untuk anak kota saja. Kretifitas
untuk membangun sekitarnya akan berkurang dari waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan zaman.
Budaya local yang ada di Indonesia harusnya di lestarikan oleh
setiap warga negaranya. Apa lagi kita sebagai generasi muda, kewajiban kita
untuk bangsa dengan melestarikan kebudayaan yang sudah diperjuangkan oleh nenek
moyang pada zaman dahulu. Budaya dan pendidikan di Indonesia sangat terkait satu
sama lain bahkan saling melengkapi. Dalam hal ini kurikulum penddikan yang
tersentralisasi akan berakibat pada
kurang memanusiakan siswa sesuai dengan lingkungan budayanya. Lingkungan yang
sesuai dengan budaya pada daerah setempat akan sangat berpengaruh. Banyak dari
anak didik tidak mengetahui budaya yang ada pada tempatnya. Contohnya bahasa
daerah yang ada di lingkungannya sendiri mereka bahkan kurang faham dan tidak
mengerti sama sekali. Modernisasi dari kurikulum yang dibuat oleh pemerintah
sangat mempengaruhi siswa. Kurikulum daerah menjadi tidak terlalu diminati oleh
siswa. Akibatnya budaya yang ada dalam aerahnya sendiri bahkan mereka semua
tidak tahu sama sekali, dan menyepelekannya. Siswa yang berada di kota dengan
siswa yang berada pada daerah memang berbeda dalam segi apapun. Media dan
sarana dari siwa sendiri memang harus dibedakan. Tapi materi yang disampaikan
tidak jauh berbeda dengan yang ada dikota, tergantung daerahnya. Banyak
masyarakat dengan kemajuan teknologi seakan akan lupa dengan bahasa daerahnya,
Maka untuk mempertahankan budaya tersebut perlu diterapkan pada sekolahnya
masing.
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda yang
bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak anak melalui proes formal
yang diterima disekolah. Apa yang dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum
sekolah itu. Jadi daapt dipahami baha kurikulum sebagai alat vital bagi
perkembangan bangsa terutama di daerah. Daerah berperab penting untuk kemajuan
sekolah yang ada di wilayah tersebut dimana
guru sebagai kunci utama dalam pelaksanaan ketetapan harus mampu
memehami seluk beluk kurikulum yang disesuaikan denagn lingkugan sekitar
seusuai dengan social dan budayanya.
Jadi guru masa depan dapat
bertindak sebagai fasilitator, pelindung, pembimbing dan punya figure yang baik
serta dapat memotivasi siswanya dalam belajar dan pembelajaran yang
disampaikan. Guru masa yang akan datang memliki kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan muridnya melaui pemahaman, keaktifan serta reaksi terhadap budaya
yang ada disekitarnya dan dapat memposisikan dirinya dalam lingkungan apaapun.
Komentar
Posting Komentar