Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

BIOGRAFI KH. AHMAD BAHAUDDIN NURSALIM

Al Mufassir Al Faqih Asy Syaikh AHMAD BAHAUDDIN NURSALIM An Narukani Pernah pada sebuah kesempatan, Prof.Quraisy Syihab berkata,"sulit ditemukan orang yg sangat memahami dan hafal detail-detail Al Qur'an hingga detail-detail fiqh yang tersirat dalam ayat-ayat al Qur'an seperti pak Baha'...". Gus Baha', demikian beliau akrab dipanggil oleh santri-santrinya, adalah putra seorang Ulama' Ahli Al Qur'an, KH.Nursalim al Hafizh dari Desa Narukan Kragan Rembang, sebuah desa di pesisir utara pulau Jawa. KH.Nursalim adalah murid dari KH.Arwani al Hafizh, Kudus, dan KH.Abdullah Salam al Hafizh,Pati. Dari silsilah keluarga ayah beliau inilah, terhitung dari buyut beliau hingga generasi ke empat kini, merupakan Ulama'-ulama' ahli Qur'an yang handal. Silsilah keluarga dari garis Ibu beliau, merupakan silsilah keluarga besar ulama' Lasem, Bani mbah Abdurrahman Basyaiban atau mbah Sambu, yang pesareannya di area Masjid Jami' Lasem, sekita

Dampak Sentralisasi Kurikulum

Dampak Sentralisasi Kurikulum  Oleh : Noprastiyaning Ismu S  Kata guru tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Kita sering kali mendengar istilah guru tapi terkadang tidak mengetahui makna serta peran guru yang sebenarnya. Guru memberikan pengetahuan yang ia ketahui kepada para muridnya. Hal ini sesuai dengan amanat pada Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan differensiasi tugas dari suatu masyarakat modern ialah professional dalam bidangnya tanpa melupakan tugas tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan lainnya. Penyelenggaraan pendidikan selama ini cenderung sentralistik, belum mempertimbangkan diversivikasi kebutuhan yang berbeda dari masing masing daerah terhadap pendidikan. Akibatnya pula berpengaruh pada kebijakan kebijakan pembangunan pendidikan. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendididkan formal yang melaksanakan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, memberikan bim

DIMENSI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

DIMENSI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN Oleh: Nurhidayati dan Imatus Sa’adah Makna “Mukjizat Al-Qur’an” Dalam kamus bahasa Indonesia, kata mukjizat berarti suatu kejadian yang ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan nalar manusia. Definisi ini berbeda dengan makna mukjizat dalam prespektif islam. Para ulama Islam berbeda pendapat dalam mendefinisikan kata mukjizat. Imam As-suyuthi mendefinisikan mukjizat sebagai, ”Suatu peristiwa luar biasa yang bersamaan dengan tantangan untuk mendatangkan peristiwa serupa dan tidak ada yang mampu menandinginya”. Definisi mukjizat yang lain adalah definisi yang disebutkan oleh Az-Zarqani,  mukjizat adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada seorang nabi sebagai bukti kebenarannya. Definisi ini jelas lebih umum dan mencakup mukjizat yang dimaksudkan sebagai tantangan seperti mukjizat Al-Qur’an dan mukjizat-mukjizat yang terjadi tidak bersama-sama tantangan seperti mukjizat 12 mata air yang keluar dari batu karena pukula

PROFIL KETUA STAI ALANWAR DR. KH. ABDUL GHOFUR MAIMUN, MA

Gambar
Gus Ghofur, demikian Putra kelima KH. Maimoen Zubair dari istri kedua, Ibu Nyai HJ Masthi'ah, biasa dipanggil. Pemilik nama lengkap Abdul Ghofur ini dikenal bandel semasa kecilnya. Tidak seperti kakak-kakaknya, Ghofur kecil terhitung sering bermain seperti layaknya anak-anak di kampung nelayan. Namun, sebagai putra Ulama, sifat-sifat kesalehan yang ditanamkan orang tuanya, membuat ia berbeda dari anak kampung sebayanya.

BROSUR PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2016/2017

Gambar

PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PGMI

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang–Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan peningkatan kualifikasi guru SD/MI dari lulusan DII menjadi minimal lulusan S1 atau DIV. Pemberlakuan kedua regulasi tersebut berimplikasi pada penyebarluasan Program S1 PGSD/S1 PGMI. Sehubungan dengan itu, Direktorat Ketenagaan DIKTI telah menyusun standar kompetensi Guru Kelas SD Lulusan S1 PGSD. Standar kompetensi tersebut seyogianya dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan pada Program Studi S1 PGSD maupun S1 PGMI di setiap perguruan tinggi yang melaksanakan program tersebut. Hadirnya program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) secara institusional ini, paling tidak telah memberikan ruang gerak, arah, kebijakan serta strategi dalam kerangka menyiapkan kompetensi keguruan kepada calon guru agar menjadi ahli dan profesional secara akademik, serta memiliki sejumlah pengetahuan keguruan yang menjadi

TARBIYYAH

TARBIYAH Oleh: Mirza Fahmi Berbicara usia. Sangat tepat bila diusia kita yang menginjak dewasa ini, yaitu usia remaja perlu bagi kita untuk menghiasi diri dengan adanya sebuah pendidikan yang tertanam dalam setiap pribadi seorang remaja. Bahkan tidak boleh bagi kita untuk merasa cukup dengan apa yang telah kita miliki. Merasa cukup dengan ilmu yang telah kita dapat adalah hal yang keliru,  akan tetapi seharusnya kita senantiasa merasa haus, merasa kurang akan ilmu, yang dari rasa itu akan  menjadikan diri kita untuk selalu semangat dalam mencari ilmu,. Ilmu apa saja,. Baik ilmu umum dan terlebih ilmu agama,. Karena jika kita mengingat pesan Nabi “Tuntutlah ilmu kalian semua mulai dari ayunan hingga liang lahat” , yang artinya kita diperintahkan oleh Baginda Nabi untuk senantiasa mencari ilmu mulai dari kita lahir hingga ajal menjemput kita semua.

PERAN PENDIDIK PGMI

Kerennya  Peran Pendidik dari PGMI Oleh : Aji Pangestu             Memajukan sebuah bangsa dari yang hanya menyandang status “Negara Berkembang” sungguh tak mudah. Apalagi hanya gembar-gembor belaka yang tak kunjung terealisasi oleh mereka yang justru pada bidangnya. Negara maju adalah sebuah impian, apalagi bagi kita umat Islam. Menginginkan negara yang sinkron dengan hukum agama Islam (Walau hampir tak mungkin terjadi dengan negara kita yang berasaskan Bhineka Tunggal Ika, dan berideologi Pancasila).       Perpecah belahan ideologi dalam kesatuan gagasan adalah awal dari permusuhan yang tak kunjung reda dari banyaknya fenomena yang terjadi, maka tak ayal jika pertengkaran terjadi dimana-mana. Mengaku saudara tapi tak pernah saling sapa, mengaku saudara tapi acuh tak acuh jika bertemu.